Selasa, 11 September 2012

Mengambil Manfaat dari Sebuah Perjalanan

Ya Allah, bukanlah perjalanan ini untuk dibangga-banggakan, ampunilah kami, maafkanlah kami jika kami berbangga-bangga dan bermegah-megah dengannya.  Ampunilah kami jika kami hanya bersenang-senang dan menjadi lalai karenanya. Melainkan berilah kami sebaik-baik manfaat darinya.

Sebagai rasa syukur atas karunia perjalanan yang lalu, ingin rasanya berbagi apa yang didapat dari pengalaman itu.  

Berbagai manfaat yang dapat diambil dari perjalanan kita :  
  1. Memperjelas visi dalam memandang setiap kejadian kehidupan sehari-hari. Keluar dari ‘kolam’ tempat hidup kita, membuat kita melihat lebih jelas dan obyektif, tidak ‘blur’, terdistorsi atau terkontaminasi dengan cara yang kita inginkan dalam melihat segala sesuatu.  Perjalanan adalah salah satu cara melepaskan diri dari tipuan mata dunia fana dan fatamorgana yang telah mendikte bagaimana  cara kita memandang. 

    Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Tuhannya sama dengan orang yang (syaitan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?
    ( 
    Qs. Muhammad:14)

    Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.
    ( 
    Qs., An-Nisa, Chapter:120)

    Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.
    ( 
    Qs. Al-Baqarah:212)  

  2. Menambah ketakwaan (rasa takut kita pada Nya), dengan melihat kesudahan/akibat yang menimpa pada orang-orang  sebelum kita . Kita dapat melihat dengan mata kepala sendiri situs-situs sejarah sebagai bukti nyata kisah Al  Quran.  Contohnya ketika melihat tembok besar Cina, Subhanallah.. orang masa lalu itu memang lebih kuat dan makmur dari orang masa kini.    
     
    Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang yang sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.
    ( 
    Qs. Ar-Rum:9)

     
  3.  Menambah kekaguman kita kepada Nya, sehingga dapat mengagungkan Dia sebagaimana mestinya.  Keindahan alam yang membuat nafas kita terhenti.  Perbedaan warna kulit, bahasa dan cara hidup/budaya menunjukkan Allah Maha Kaya.  Begitu beragamnya manusia di muka bumi namun yang paling tinggi derajatnya dan paling mulia hanyalah yang paling takut pada Allah.
     
    Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berpengetahuan.( Qs. Ar-Rum:22
      
  4. Menambah hikmah dan pemahaman kita terhadap Al Quran. Dalam perjalanan kita melihat dan mengalami banyak hal yang merupakan pelajaran untuk kita ambil hikmahnya. Perjalanan membuat kita menjadi lebih bijak dan dapat berpikir lebih luas, tidak sempit dan terkotak.  Bukankah struktur otak kita mirip dengan struktur alam semesta?

    Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).“ (Qs. Al Baqarah : 269)

  5. Menambah ilmu dengan ‘membaca’ alam dan lingkungan.  Bumi, langit dan isinya adalah ‘kitab’ yang terhampar luas, maka ‘baca’ lah. Kita dapat melihat betapa ilmu dalam Al Quran terserak di seluruh bumi menunggu untuk kita kaitkan dengan setiap ayat dalam kitab sumber dari sumbernya ilmu tsb. 


    Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq (segumpal darah). Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan pena, mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya” (QS Al-’Alaq [96]: 1-5).

    “Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana unta diciptakan, bagaimana langit ditinggikan, bagaimana gunung ditancapkan dan bagaimana bumi dihamparkan?” (QS Al-Ghasyiyah [88]: 17-20).

    Perhatikanlah apa yang terdapat di langit dan di bumi…” (QS Yunus [10]: 101).
    “Apakah mereka tidak memperhatikan bumi? Berapa banyak kami tumbuhkan di bumi itu aneka ragam tumbuhan yang baik?” (QS Al-Syu’ara’ [26]: 7) 
  6. Menambah kerendahan hati kita di hadapan manusia, diri kita di hadapan Allah. Dengan perjalanan kita menyadari bahwa kita hanya satu dari sekian milyar manusia. Di hadapan Allah kita begitu kecil dan ada/eksis semata-mata karena kasih sayang Nya.


    Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
    ( Qs.Luqman:18)

    Dan sederhanalah kamu dalam berjalan (perjalanan)…

    ( Qs.Luqman:19)
    Akhir kata yang terbaik hanyalah doa..  

    Ya Allah, jadikan perjalanan yang telah kami lakukan menambah kebaikan dan hanya kebaikan saja bagi kami. Jadikan bertambah ketakwaan kami, tambahkanlah ilmu dan hikmah bagi kami. Masukkanlah kami ke dalam golongan ulil albab, golongan orang yang mengerti, memahami kitabMu, dan berilah kemampuan untuk melaksanakan apa yang telah kami pahami. Aamiin.
    Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. … Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal ( ulil albab). ( QS ali-Imran:7)

    Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal ( ulil albab),
    (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." ( QS ali-Imran:190-191)